Tuna
Tuna
(Thunnini)
|
|
Aneka
jenis tuna (dari atas): albakora, tuna sirip biru Atlantik, cakalang, madidihang, tuna mata besar
|
|
Kingdom:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Bangsa:
|
Tuna adalah
ikan laut pelagik yang termasuk bangsa Thunnini,
terdiri dari beberapa spesies dari famili skombride,
terutama genus Thunnus. Ikan ini adalah perenang andal (pernah diukur
mencapai 77 km/jam). Tidak seperti kebanyakan ikan yang memiliki daging berwarna
putih, daging tuna berwarna merah muda sampai merah tua. Hal ini karena otot
tuna lebih banyak mengandung myoglobin daripada ikan lainnya. Beberapa spesies tuna yang
lebih besar, seperti tuna sirip biru Atlantik (Thunnus
thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas
ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan
dapat bertahan dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan bertubuh besar, tuna
adalah ikan yang memiliki nilai komersial tinggi.
Biologi
Tuna
memiliki bentuk tubuh yang sedikit banyak mirip dengan torpedo, disebut
fusiform, sedikit memipih di sisi-sisinya dan dengan moncong meruncing.
Sirip punggung (dorsal) dua berkas, sirip punggung pertama berukuran
relatif kecil dan terpisah dari sirip punggung kedua. Di belakang sirip
punggung dan sirip dubur (anal) terdapat sederetan
sirip-sirip kecil tambahan yang disebut finlet. Sirip ekor bercabang
dalam (bercagak) dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural. Di
kedua sisi batang ekor masing-masing terdapat dua lunas samping berukuran
kecil; yang pada beberapa spesiesnya mengapit satu lunas samping yang lebih
besar. Tubuh kebanyakan dengan wilayah barut badan (corselet), yakni
bagian di belakang kepala dan di sekitar sirip dada yang ditutupi oleh sisik-sisik yang tebal dan agak
besar. Bagian tubuh sisanya bersisik kecil atau tanpa sisik. Tulang-tulang
belakang (vertebrae) antara 31–66 buah.
Aspek
yang luar biasa dari fisiologi tuna adalah kemampuannya
untuk menjaga suhu tubuh lebih tinggi daripada suhu lingkungan. Sebagai contoh,
tuna sirip biru dapat mempertahankan suhu tubuh 75-95 °F (24-35 °C),
dalam air dingin bersuhu 43 °F (6 °C). Namun, tidak seperti makhluk endotermik
seperti mamalia
dan burung,
ikan tuna tidak dapat mempertahankan suhu dalam kisaran yang relatif sempit.
Tuna mampu melakukan hal tersebut dengan cara
menghasilkan panas melalui proses metabolisme. Rete mirabile, jalinan
pembuluh vena dan arteri yang berada
di pinggiran tubuh, memindahkan panas dari darah vena ke darah arteri. Hal ini akan mengurangi pendinginan permukaan tubuh dan menjaga otot
tetap hangat. Ini menyebabkan tuna mampu berenang lebih cepat dengan energi
yang lebih sedikit.
Jenis-jenis tuna
Ada
lebih dari 48 spesies tuna. Marga Thunnus
sendiri memiliki 9 spesies:
Di samping itu, masih ada
beberapa anggota marga lain dari familia Scombridae yang juga digolongkan sebagai tuna:
Allothunnus fallai (Serventy, 1948).
Euthynnus alletteratus (Rafinesque, 1810).
Euthynnus lineatus (Kishinouye, 1920).
Etimologi
"Tuna"
berasal dari perkataan Spanyol atún, dari bahasa
Arab تن atau نون (tun/tunn), dari bahasa
Latin thunnus, dari bahasa Yunani Kuno: θύννος – yang
ditelusuri asal mulanya lagi berasal dari θύνω (thynō),
yang berarti "melesat".
Penangkapan
Tuna
merupakan ikan komersial, komoditas perikanan
tangkap yang penting. LSM International Seafood Sustainability Foundation
telah menyusun laporan terinci mengenai stok ikan tuna dunia pada 2009, yang
direvisi secara teratur. Menurut laporan itu,
“Jenis-jenis tuna yang terpenting untuk perikanan tangkap dan olahraga
memancing adalah madidihang, tuna mata besar, tuna-tuna sirip biru dan tatihu,
albakor, dan cakalang.
Antara 1940 dan pertengahan 1960an, tangkapan perikanan dunia terhadap lima
spesies tuna terpenting telah meningkat dari angka sekitar 300 ribu menjadi
sekitar sejuta ton pertahun, kebanyakan di antaranya dengan alat pancing.
Dengan perkembangan teknologi alat tangkap pukat
cincin (purse-seine), dalam beberapa tahun terakhir tangkapan tuna
melonjak hingga lebih dari 4 juta ton pertahun. Sekitar 68 persen dari angka
tersebut berasal dari Samudra Pasifik, 22 persen dari Samudra
Hindia, dan 10 persen sisanya terbagi antara Samudra
Atlantik dan Laut Tengah. Tangkapan cakalang
mendominasi hingga 60% tangkapan, diikuti oleh madidihang
(24%), mata besar (10%) dan albakora (5%).
Sekitar 62% produksi dunia ditangkap dengan menggunakan pukat cincin, sebesar
14% dengan menggunakan pancing rawai tuna (longline), 11% dengan pancing
huhate (pole and line), selebihnya dengan alat lain-lain.”
Pada
2006 Pemerintah Australia menuduh bahwa Jepang telah
memanen tuna secara berlebihan (overfishing) dan ilegal, dengan
menangkap 12–20 ribu ton pertahun, jauh di atas kuota yang disepakati sebesar 6
ribu ton pertahun. Nilai kelebihan tangkapan itu ditaksir mencapai 2 miliar
dolar (Amerika). Kelebihan penangkapan itulah yang diduga telah merusak stok
tuna sirip biru.
Manfaat dan Hasiat Ikan Tuna (Thunnus sp.)
Manfaat dan kandungan ikan tuna. Posisi perairan Indonesia
yang terletak di antara Samudera Hindia dan Pasifik merupakan tempat
perlintasan ikan tuna dalam pengembaraan jarak jauhnya ikan tuna terdiri dari
bermacam-macam jenis, antara lain mandidihang/yellowfin (Thunnus albacores),
mata besar (Thunus obesus), abu-abu (Thunus tonggol), albakora (Thunus
alalunga), dan sirip biru (Thunus thynnus).
Hingga saat ini tuna masih dihasilkan dari kegiatan penangkapan, bukan hasil budi daya. Keberhasilan operasi penangkapan sangat ditentukan oleh keterampilan mengenali pola tingkah laku ikan tuna yang berkaitan dengan kebiasaan makan, suhu air, arus air, dan musim kawin
Kaya Omega-3 Nilai gizi tuna yang
sangat baik, kandungan omega-3-nya membuat tuna mempunyai seribu satu manfaat
bagi kesehatan tubuh. Namun, hal itu harus didukung dengan pemilihan,
pengolahan, dan penyimpanan tuna yang baik. Ikan tuna yang masih segar
sebaiknya disimpan di lemari es (jika akan segera digunakan) atau dibekukan
(jika ingin disimpan untuk beberapa lama). Dilihat dari komposisi gizinya, tuna
mempunyai nilai gizi yang sangat luar biasa. Kadar protein pada ikan tuna
hampir dua kali kadar protein pada telur yang selama ini dikenal sebagai sumber
protein utama. Kadar protein per 100 gram ikan tuna dan telur masing-masing 22
g dan 13 g.
Sumber Mineral Ikan tuna juga kaya
berbagai mineral penting yang esensial bagi tubuh. Kandungan iodium pada ikan
tuna mencapai 28 kali kandungan iodium pada ikan air tawar. Iodium sangat
berperan penting untuk mencegah penyakit gondok dan meningkatkan kecerdasan
anak. Selain itu, ikan tuna juga kaya akan selenium. Konsumsi 100 gram ikan
tuna cukup untuk memenuhi 52,9 persen kebutuhan tubuh akan selenium. Selenium
mempunyai peran penting di dalam tubuh, yaitu mengaktifkan enzim antioksidan
glutathione peroxidase. Enzim ini dapat melindungi tubuh dari serangan radikal
bebas penyebab berbagai jenis kanker.
Sumber Vitamin Kandungan vitamin pada ikan tuna, terutama jenis sirip biru sangat tinggi, yaitu mencapai 2,183 IU. Konsumsi 100 gram ikan tuna sirip biru cukup untuk memenuhi 43,6 persen kebutuhan tubuh akan vitamin A setiap hari. Vitamin A sangat baik untuk pemeliharaan sel epitel, peningkatan imunitas tubuh, pertumbuhan, penglihatan, dan reproduksi
Cegah Stroke dan Obesitas Kandungan
gizi yang tinggi membuat tuna sangat efektif untuk menyembuhkan berbagai
penyakit, salah satunya stroke. Sebuah studi yang pernah dilakukan selama 15
tahun menunjukkan bahwa konsumsi ikan tuna 2-4 kali setiap minggu, dapat
mereduksi 27% resiko penyakit sroke daripada yang hanya mengkonsumsi 1 kali
dalam sebulan. Konsumsi 5 kali atau lebih dalam setiap minggunya dapat
mereduksi penyakit stroke hingga 52 persen. Konsumsi tuna 13 kali per bulan
dapat mengurangi risiko tubuh dari ischemic stroke, yaitu stroke yang
disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke otak.
Tangkal
Kanker Payudara
Ikan tuna juga baik untuk mencegah kanker payudara. Hal tersebut disebabkan
kandungan omega-3 pada tuna dapat menghambat enzim proinflammatory yang
disebutcyclooxygenase 2 (COX 2), enzim pendukung terjadinya kanker payudara.
Omega-3 juga dapat mengaktifkan reseptor di membran sel yang disebut peroxisome
proliferator-activated receptor (PPAR)-ã, yang bisa menangkap aktivitas sel
penyebab kanker. Selain itu, omega-3 juga dapat memperbaiki DNA.
DAFTAR PUSTAKA
http://auliayuaninda.blogspot.co.id/2014/11/morfologi-ikan-tuna.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tuna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar